Tersepak batu salahkan dunia
Apa di matanya sungguh hina
Baginya hidup umpana mainan
Tiada hidup umpama di taman
Dia inginkan
Kehidupan bahagia
Di dalam kehidupan sementara
Dia inginkan
Kehidupan ceria
Di dalam kehidupan sementara
Mengajar manusia
Bagai mengajar sebuah dunia
Degil dan besar kepala.
...
Manusia, kadang-kadang suka menyalahkan manusia yang lain tanpa menyedari salahnya datang dari diri sendiri. Bila berjalan tidak memandang depan, tersepak batu tidak bernyawa, disalahkan batu itu. Bukannya mata yang melilau dan bukannya otak yang terpedaya. Alangkah hinanya dunia ini pada matanya, merasakan dunia bagaikan mainan, sesuka hati merencana hidup sendiri.
Kononnya, dia ingin kehidupan bahagia dalam kehidupan yang sementara dan kononnya juga, inginkan kehidupan yang lebih ceria.
Tapi, dia masih tidak faham maksud kehidupan sementara itu, dan nak mengajarnya erti dunia, bagaikan mengajar sebuah dunia yang besar kepala.